PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI MENGGUNAKAN APLIKASI POWTOON UNTUK MATERI PERKALIAN DENGAN METODE MATEMATIKA GASING (GAmpang, aSyIk, dan menyenaNGkan)
DOI:
https://doi.org/10.59134/jsk.v9i1.630Keywords:
Video Animasi, Powtoon, Mata Pelajaran Matematika dan Metode GASINGAbstract
Media pembelajaran memiliki fungsi penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Pengajar perlu mengembangkan strategi pembelajaran dengan menggunakan sejumlah media dan sumber belajar. Media pembelajaran matematika GASING hanya berupa power point, alat peraga dan animasi yang biasanya digunakan pada pelatihan matematika GASING. Menariknya, pengajar juga menekankan bahwa penerapan video animasi sebagai salah satu media pembelajaran matematika GASING belum dilakukan hingga saat ini. Hal ini menunjukkan potensi yang belum tergali sepenuhnya dalam memanfaatkan video animasi sebagai sarana pembelajaran yang menarik dan efektif. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti menggunakan metode GASING (GAmpang, aSyIk, menyenaNGkan) pada mata pelajaran matematika materi perkalian 2 angka dengan 1 angka (tanpa menyimpan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pengembangan dan kelayakan dari video animasi menggunakan Powtoon pada mata pelajaran matematika dengan metode GASING. Video animasi tersebut dikembangkan dengan metode dan model pengembangan ADDIE dan hanya dapat digunakan secara online. Berdasarkan hasil validasi oleh ahli bahasa mendapat rata-rata persentase sebesar 98,33% (sangat layak), lalu pada hasil validasi ahli materi mendapat rata-rata persentase 78,18% (layak), kemudian pada hasil validasi ahli media mendapat rata-rata persentse 90,67% (sangat layak) dan pada uji coba perorangan (One to One) oleh 3 siswa mendapatkan rata-rata persentase 85,64% (sangat layak). Berdasarkan hasil uji validasi oleh ahli bahasa, ahli materi, ahli media serta uji coba perorangan oleh siswa dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran video animasi menggunakan Powtoon pada mata pelajaran matematika dengan metode GASING sebagai media pembelajaran yang dikembangkan layak digunakan di lapangan dibuktikan dengan hasil rata-rata persentase kelayakan yang diperoleh sebesar 88,21% (sangat layak).